Rumah Adat Aceh : Bentuk, Bagian, Fakta beserta Gambar dan Penjelasan

Rumah Adat Aceh – Siapa yang tidak mengenal provinsi Aceh? Provinsi Aceh merupakan provinsi yang berada di ujung barat Indonesia. Provinsi yang memiliki sebutan serambi mekah ini memang dikenal sebagai salah satu provinsi yang lekat dengan budaya islam.

Aceh merupakan salah satu daerah yang menjadi pusat penyebaran agama islam di Indonesia. sehingga tidak mengherankan jika budaya yang ada di Aceh merupakan campur baur antara budaya melayu dengan budaya islam.

Oleh sebab itulah provinsi Aceh mendapatkan gelar sebagai daerah istimewa yang memiliki hukum dan peraturan sendiri berdasarkan syariat Islam.

Sama seperti daerah di Indonesia pada umumnya, selain memiliki budaya dan pakaian khas, Aceh juga memiliki bentuk rumah adat tersendiri.

Rumah adat Aceh ini biasa disebut dengan istilah Rumoh Aceh. Rumoh Aceh ini mencerminkan dua budaya yang berjalan disana, yakni melayu dan juga islam.

Salah satu bangunan yang memiliki bentuk Rumah Aceh adalah Museum Aceh yang berada di kota Banda Aceh, Ibu kota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Tidak hanya itu,  Rumah Cut Nyak Dhien yang berada di Lampisang, Aceh Besar juga memiliki bentuk Rumah Adat Aceh.

Nah untuk lebih mengenal apa itu rumah adat Aceh beserta struktur bangunannya serta fakta-fakta menarik yang terdapat di dalamnya, simak ulasan berikut ini! Jangan sampai ketinggalan!

Bentuk Rumah Adat Aceh

bentuk rumah adat aceh
Bentuk Rumah Adat Aceh

Seperti rumah adat pada umumnya, setiap rumah adat memiliki struktur bangunan dan ketentuan sendiri-sendiri masing-masing daerah.

Termasuk pada rumah adat Aceh ini. Secara umum, rumah adat Aceh ini memiliki bentuk rumah panggung. Masing-masing tiang penyangganya memiliki panjang rata-rata 2,5 meter hingga 3 meter.

Bentuk dari Rumah Aceh ini adalah berupa persegi empat yang biasanya memanjang dari arah timur menuju barat.

Konon, bentuk rumah yang memanjang menuju arah barat dipilih sebagai cara untuk memudahkan dalam penentuan arah kiblat pada sholat. Hal ini dikarenakan mengingat posisi kiblat di Indonesia cenderung berada di arah barat. Tentunya hal ini sangat kental dengan agama islam bukan?

Rumah adat Aceh ini biasanya menggunakan daun rumbia pada bagian atap. Sementara pada bagian dindingnya biasanya menggunakan kayu. Rumah Aceh ini secara umum biasanya memiliki tiga ruang atau lima ruang. Dimana satu ruang utama biasanya disebut dengan rambat.

Di dalam satu bangunan Rumah Aceh dengan 3 bagian ruang biasanya akan menggunakan 16 tiang. Sedangkan untuk rumah dengan lima bagian ruang biasanya akan menggunakan tiang sebanyak 24 tiang.

Untuk pintu Rumoh Aceh biasanya akan menggunakan tinggi yang selalu lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa.

Jika pada umumnya ukuran tinggi pintu  melebihi tinggi orang dewasa agar lebih mudah untuk masuk, berbeda dengan ukuran tinggi pintu Rumah Aceh, yakni hanya sekitar 120 meter hingga 150 meter saja. Sehingga setiap orang yang hendak masuk harus menunduk terlebih dahulu.

Hal ini menunjukkan bahwa siapapun itu harus menghormati orang yang memiliki rumah. Namun meskipun demikian, pada saat Anda memasuki rumah maka akan ditemukan sebuah ruangan yang luas karena biasanya tidak menggunakan kursi ataupun sofa melainkan hanya tikar tanpa perabotan rumah tangga lainnya.

Tikar ini berfungsi sebagai alas duduk para tamu yang datang pengganti kursi ataupun sofa. Rumah Aceh ini memiliki keunikan pada ornamennya yang rumit.

Biasanya orang-orang kaya akan membuat ornamen yang rumit pada rumahnya.sementara orang-orang biasa akan membuat rumah panggung tanpa ukiran atau ornamen apapun. Hebatnya lagi, Rumah Aceh ini ternyata tahan banjir dan juga gempa lho. Sehingga cukup aman untuk ditinggali.

Bagian-Bagian Rumah Aceh

bagian bagian rumah aceh
bornechannel.com

Dalam struktur bangunan Rumah Aceh, masing-masing bagian memiliki nama dan fungsinya tersendiri. Bahkan memiliki detail yang berbeda. Secara umum, komponen utama yang membentuk Rumah Adat Aceh antara lain adalah sebagai berikut:

  • Rumoh–Inong

Rumoh inong merupakan nama lain dari rumah induk. Rumoh Inong ini biasanya terletak diantara serambi belakang dengan serambi depan. Posisinya pun sengaja dibuat lebih tinggi. Biasanya rumoh Inong ini dibagi menjadi dua kamar yang keduanya dipisahkan oleh gang. Gang tersebutlah yang menghubungkan antara serambi depan dengan serambi belakang.

  • Seuramoe–Ukeu (Serambi Depan)

Seperti fungsi serambi pada umumnya serambi depan berfungsi sebagai tempat untuk menerima tamu dengan jenis kelamin laki-laki. Serambi depan atau dalam bahasa aceh Seuramoe-Ukeu ini berada di posisi paling depan rumah.

Pada ruangan ini pula juga berfungsi sebagai tempat tidur tamu laki-laki serta tempat makan tamu laki-laki apabila akan menginap.  Sementara untuk tamu perempuan berada di ruangan yang berbeda.

  • Seuramoe-Likoot (Serambi belakang)

Dalam Rumah Adat Aceh terdapat dua serambi, yaitu serambi depan dan juga serambi belakang. Serambi depan digunakan untuk tamu laki-laki sementara serambi belakang atau yang memiliki nama Seuramoe–Likoot ini diperuntukkan kepada tamu perempuan. Ruangan ini berfungsi sebagai ruang tamu, ruang makan dan juga ruang tidur.

  • Rumoh–Dapu (Rumah Dapur)

Untuk menemukan Rumoh Dapu biasanya cukup mudah, yakni berada di dekat serambi belakang.lantai pada rumoh dapu ini biasanya dibuat lebih rendah dibanding dengan lantai serambi belakang. Rumoh dapu ini digunakan sebagai tempat untuk memasak.

  • Kroong–Padee (Lumbung Padi)

Mayoritas pekerjaan dari masyarakat Aceh adalah sebagai petani. Oleh karena itu, pada Rumah Adat Aceh biasanya memiliki tempat sebagai lumbung padi atau dalam bahasa aceh disebut dengan istilah Kroong-Padee.

Kroong Padee ini biasanya berada terpisah dari rumah utama. Namun meskipun berada terpisah dengan rumah utama, kroong Padee ini letaknya cukup mudah untuk dijangkau. Biasanya berada di pekarangan rumah. Soal letaknya, sangat beragam. Ada yang di samping, di belakang atau di depan rumah tergantung selera pemilik.

  • Seulasa (Teras)

Seulasa atau dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai teras rumah merupakan bagian dari rumah Adat Aceh yang berfungsi sebagai tempat untuk bersantai. Teras rumah ini tentunya berada di bagian paling depan rumah dan menempel pada serambi depan. Bagian teras rumah inilah yang tidak mengalami perubahan sejak zaman dahulu hingga sekarang.

  • Keupaleh (Gerbang)

Sebenarnya pada bagian ini merupakan bagian yang tidak terlalu banyak digunakan di masyarakat aceh, yakni Keupaleh atau gerbang. Keupaleh ini biasanya hanya digunakan oleh orang-orang kalangan atas atau tokoh masyarakat.

Bahkan keupaleh ini menjadi salah satu ciri bahwa rumah tersebut adalah miliki tokoh masyarakat di Aceh. Biasanya keupaleh ini terbuat dari bahan kayu yang kemudian dipayungi dengan bilik di bagian atasnya.

  • Tamee (Tiang)

Berbicara tentang Rumah Aceh sebagai rumah panggung tentunya tidak akan terlepas dari komponen tiang. Tiang dalam bahasa Aceh disebut dengan istilah Tamee. Tiang ini biasanya terbuat dari kayu dengan diameter 20 hingga 35 centimeter. Serta dengan tinggi 150 hingga 170 centimeter.

Jumlah tiang pada rumah adat Aceh sangat beragam. Ada yang menggunakan 16 tiang, 20 tiang, 24 tiang dan bahkan ada pula yang menggunakan 28 tiang. Fungsi dari tiang-tiang ini adalah agar memudahkan pada saat proses pemindahan rumah tanpa harus terlebih dahulu membongkarnya dengan susah payah.

Tahapan Dalam Membangun Rumah Adat Aceh

tahapan dalam membangun rumah adat aceh
Tahapan Dalam Membangun Rumah Adat Aceh

Masyarakat Aceh sebelum membangun sebuah rumah, harus melewati beberapa persyaratan dan tahapan terlebih dahulu. Hal ini mengingat bahwa membangun sebuah rumah sama saja dengan membangun suatu kehidupan. Oleh karena itu tidak boleh dilakukan secara sembarangan.

Selain itu, dengan pembangunan yang benar juga akan menghasilkan sebuah Rumah Aceh yang berkualitas. Salah satu bukti nyatanya Rumah Aceh mampu bertahan hingga ratusan tahun lamanya sekalipun hanya terbuat dari bahan kayu. Penasaran bagaimana tahapan dalam membuat Rumah Aceh? Simak ulasannya berikut ini!

  • Musyawarah

Musyawarah merupakan salah satu tahapan dalam membuat rumah adat Aceh. Musyawarah ini biasanya dilakukan bersama anggota keluarga untuk bisa mengambil sebuah keputusan secara bersama. Kemudian hasil musyawarah tersebut akan disampaikan kepada Teuku atau Ulama di daerah tersebut.

Maksud dari pemberitahuan kepada Teuku adalah agar mendapat beberapa saran tambahan agar bisa menjadi hidup lebih tentram dan damai.  Dalam musyawarah tersebut biasanya juga akan ditentukan kapan hari baik, pengadaan kenduri, pengadaan kayu pilihan dan lain sebagainya yang dilakukan oleh Teuku.

  • Pengadaan Bahan

Setelah mendapatkan hasil yang mufakat bersama seluruh anggota keluarga dan Teuku, tahapan selanjutnya adalah mempersiapkan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan rumah tersebut.

Bahan pembuatan Rumah Aceh adalah kayu, rumbia, trieng dan lain-lain. Biasanya penyediaan bahan pembuatan Rumah Aceh ini dilakukan secara gotong-royong oleh masyarakat. Pemilihan kayu biasanya menggunakan kayu yang tidak terlilit oleh akar atau kayu yang apabila ditebang  tidak mengganggu kayu yang lainnya.

  • Pengolahan Bahan

Saat semua bahan sudah tersedia, langkah selanjutnya dalam tahapan membuat rumah adat Aceh adalah dengan menyimpan kayu-kayu tersebut pada tempat yang teduh agar tidak kehujanan. Apabila pembangunan masih akan dilakukan dalam waktu yang cukup lama, maka kayu akan disimpan di dalam air (direndam). Hal ini berfungsi agar kayu aman dari ancaman serangga.

Namun apabila pembangunan rumah akan segera dilakukan, maka bahan rumah tersebut akan segera dibentuk sesuai dengan kebutuhan rumah.seperti pintu, jendela dan lain sebagainya.

  • Pendirian Rumah

Langkah terakhir dalam proses tahapan pembangunan rumah Adat Aceh adalah proses pendirian rumah. Proses ini dilakukan apabila semua bahan sudah terpenuhi. Tahapan ini dimulai dengan ditandai pembuatan landasan yang digunakan untuk memancangkan kayu.

Kayu yang pertama kali dipancangkan disebut dengan tiang raja atau tiang utama. Yang kemudian diikuti oleh tiang-tiang lainnya. Setelah semua tiang sudah terpancang maka langkah selanjutnya adalah pembangunan bagian tengah rumah.

Bagian tengah rumah ini terdiri dari lantai dan dinding. Dan yang terakhir adalah bagian atap yang biasanya menggunakan daun rumbia sebagai atap.untuk ornamen berupa ukiran dan hiasan lainnya bisa dipasang sesuai dengan selera.

Fakta-Fakta Menarik Tentang Rumah Adat Aceh

fakta fakta menarik tentang rumah adat aceh
Fakta-Fakta Menarik Tentang Rumah Adat Aceh
  • Anti Gempa

Rumah adat aceh ini tahan terhadap gema dan juga banjir. Hal ini terjadi karena struktur rumah Aceh ini tidak menggunakan paku akan tetapi menggunakan teknik sambungan ikat yang jauh lebih fleksibel terhadap getaran. Aman dari banjir karena posisinya sebagai rumah panggung.

  • Jumlah anak Tangga Ganjil

Hal ini melambangkan sifat religius dari masyarakat Aceh.

  • Memiliki Ruang Bawah

Karena rumah aceh berbentuk panggung secara otomatis maka akan memiliki ruang bawah yang bisa dimanfaatkan untuk meletakkan benda-benda punya pemilik rumah.

Nah itulah penjelasan lengkap tentang Rumah Adat Aceh yang sangat unik dan mempesona. Jika Anda penasaran, anda bisa berkunjung ke Museum Aceh yang berada di Kota Banda Aceh. Nikmati pemandangan indah dengan masyarakatnya yang ramah dan religius.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.